Hey guys.. Pernahkah
tanganmu menyentuh benda yang panas? Bagaiman reaksi tanganmu atau tubuhmu?
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Bila kamu mendengar seseorang memanggil
namamu, tentunya kamu akan menoleh, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Ada
sesuatu dari luar yaitu panasnya benda yang kamu sentuh, atau suara panggilan
dari temanmu. Tubuhmu memberikan tanggapan terhadap rangsang dari luar
tersebut.
Jantung berdebar dan tangan bergeerak spontan karena terkejut, Pernahkah kamu
pikirkan mengapa dan bagaimana tubuhmu bisa memberi tanggapan atau respon
seperti itu? Sistem koordinasi, dan indera bersama-sama terlibat dalam
proses tersebut.
Pernahkah kamu
menginjak benda yang panas? Tanpa kamu sadari, kamu langsung menarik kakimu.
Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena kamu memiliki sistem saraf yang
berfungsi untuk merespons rangsangan dan melaporkannya ke otak. Sistem saraf merupakan
salah satu sistem koordinasi tubuh. Selain sistem saraf, terdapat sistem hormon
yang mengendalikan sistem fisiologis tubuh. Sistem saraf berhubungan erat
dengan alat indera manusia. Misalnya, ketika kamu menyentuh batang bunga yang
berduri, kamu terlebih dahulu melihat batang tersebut dengan mata. Kemudian,
kamu menyentuh duri tersebut, lalu kamu terkejut karena duri tersebut melukai
kulitmu. Dari responmu tersebut pun sistem saraf telah bekerja.
A. Sistem Saraf
Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang
disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan
saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah sebagai pengatur koordinasi
alat-alat tubuh dan sebagai
pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan
fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia.
Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau
sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron melaksanakan
tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu: badan sel,
dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir Nissl
ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk menyampaikan
impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit berfungsi menyampaikan
informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan antara neurit dengan dendrit
disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat serabut-serabut halus yang disebut
neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang berfungsi
melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat penyempitan
yang tidak
diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat
tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensorik, motoris, dan konektor
(interneuron).
a. Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem
saraf pusat ke kelenjar atau otot.
c. Neuron Konektor (Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron sensorik
ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki banyak dendrit
dan akson (multipolar).
2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf. Gerak
dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa
adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak
refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk
menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron
konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan
refleks tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak disebut
refleks otak. Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena
terkena rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya terletak di sumsum tulang
belakang disebut refleks sumsum tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang
tidak disengaja.
3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan,
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan
saraf tak sadar (saraf otonom).
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas
tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh
selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah,
dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput
meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga
lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
1) Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak
manusia terdiri atas dua
belahan, yaitu otak
kiri dan kanan.
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan.
Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena
pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu
otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3. Permukaan otak
berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak berisi
neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian
dalam berisi neurit dan dendrit sehingga
berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan,
kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan
sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan
b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan
diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran.
Di bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba
dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan
sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan
keseimbangan cairan tubuh.
c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian
belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi
tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil
dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak
besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam
(medula) berwarna putih.
d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai
pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Gambar Otak
2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang
belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu.
Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas
pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu
dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut
saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari pusat ke efektor disampaikan lewat
serabut saraf motorik. Serabut saraf
tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem
saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan
parasimpatik.
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang
dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu
kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42
pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan
reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun oleh
31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan
parasimpatik yang memiliki susunan dan fungsi yang khas.
a) Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa
ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher,
daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis. Serabut saraf simpatik
berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar semua
pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung, pankreas,dan
usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot
sadar.
b) Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan
dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf
parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf simpatik.
Untuk lebih memahami
tentang sistem koordinasi slakan lihat video ini.
B. Sistem Indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ
indera. Masing-masing organ indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya
rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi
adanya
molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang
udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ
indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor.
Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi
rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang
dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina.
Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut
nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang
berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea
yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan
berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan
ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang
di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang
dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak
tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah
ini disebut bintik buta.
Struktur mata mulai dari depan ke belakang,
adalah
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan dan tembus cahaya.
Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris
menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris
yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan
diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui
vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi).
Lensa terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini
berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi
juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.
b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang
tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu
membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen
yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika
kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang
disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan
untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut
hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang
masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara
yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke
segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang
sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu
telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis.
Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk,
terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang
masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran
luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau
gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius
yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga
tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran
dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi
membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian,
yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula,
dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit
dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung
akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan
di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya
berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan
keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis
yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian
bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf
pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan
ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan
vertigo.
3. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh
dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan
lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba,
membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan
mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi
menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak
paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu
stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis
terletak di bawah lapisan tanduk,
terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril
halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal
terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis.
Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah
kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis,
salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit.
Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan
jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan
adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh
tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).
4. Indera Perasa ( Pengecap)
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga
dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan
yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya,
makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf
penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi
cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan
berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal
lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang
berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh
mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau.
Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat
peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama
untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
C. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem
Indera
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi
pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:
1. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau
obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya
dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit
yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan
pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran
kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial
sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron
otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit
pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang
alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda
juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan,
menurut Samino, penderita demensia alzheimer
berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak
dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau
gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
a) Kemunduran memori/daya ingat.
b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c) Kesulitan bicara dan berbahasa.
d) Sulit dalam berhitung.
e) Salah meletakkan benda.
f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau
berhias.
g) Perubahan emosi dan perilaku.
h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi
penderita terganggu.
i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi
pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.
j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan
(kecuali sedang menderita flu).
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan
gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan
gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan
tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh
dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami
eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan
yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang
mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan
kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh beberapa
perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke
otak atau di dalam otak.
Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa berkurang
karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan mempengaruhi
rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang enak.
Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa
penderita tidak dapat
membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya
penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat
menetap.
5. Otitis
Radang telinga atau otitis adalah peradangan
sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang
menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid. Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak
sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat.
Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan
dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti
menjadi tuli. Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:
a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
b) Alergi.
c) Infeksi.
d) Sumbatan pada telinga.
6. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pendengaran,
infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga
(otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram,
kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan
jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi
dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah
parah, penderita tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu,
penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya
dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat
mendengar dengan jelas.
7. Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang
disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap
suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna
yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan
terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah
kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada
mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa
mengalami
penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya
menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya,
katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan
sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu,
misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat
merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
b) Warna-warna tampak kusam.
c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan
tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan
kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh
dokter mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak
dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di
belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat
melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas.
Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang
hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita
hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan
menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi
menjadi normal kembali.
10. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau
bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi
biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang
menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari
jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita
rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan
kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan
normal.
11. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena
umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya,
penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya
dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca
pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya.
Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah
bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan
menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar ibandingkan
bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang
lebih besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama
sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat
ditolong dengan lensa silindris.